TERIMA KASIH KARENA ANDA TELAH MEMBUKA BLOG INI

Tulisan di BLOG ini pernah terbit di : Harian Singgalang, Haluan, Padang Ekspres, Harian Kabar Indonesia Online,www.sumbarONLINE.com, Inioke.com, Majalah Gema Lentera dan Korandigital.com. Thank's To All......( I'm just a beginner writer who still continue to learn and keep learning )

Selasa, 05 Oktober 2010

Critical U ( Singgalang Minggu )

Iklan Tidak Mendidik
Oleh Arief kamil


“Dek dino pemakan sayur apa?“
“Brontosaurus“
“Dino pemakan daging apa?”
“Tyrex“
“Dino pemakan semua?”
“Papa…..saurus.“

Dialog iklan seperti ini tentu sudah sering kita dapati dilayar kaca. Mungkin
diantara kita ada yang tersenyum karena iklan tersebut kedengaran nya agak
lucu, apalagi melihat reaksi bintang kecil yang ada membintangi nya, begitu
menggemaskan.


Tapi setelah sekian kali tayangan itu ditampilkan, saya merasa iklan tersebut dapat
berpeangaruh terhadap sisi mental anak-anak yang menyaksikan. Tanya kenapa?

Tak bisa dipungkiri, secara langsung maupun tidak langsung televisi dapat
mempengaruhi cara anak menghabiskan waktunya termasuk apa yang dipelajari dan
bagaimana mereka mempelajari nya. Selain sinetron ( sinema elektronik ) dan film animasi ternyata iklan juga dapat mempengaruhi pola pikir dan psikologis anak. Anak yang notabenenya merupakan kelompok pemirsa yang paling rawan terhadap dampak negatif
siaran TV dikhawatirkan bakal melahap sajian iklan secara mentah-mentah tanpa
menyaring pesan yang di sampaikan.

Keadaan ini jika terus berlangsung bisa menyebabkan si anak memiliki pola pikir sederhana, kurang kritis, berfikir satu arah yang pada akhirnya mempengaruhi imajinasi, intelektualitas, kreativitas dan perkembangan psikologis nya.


Dari cuplikan iklan diatas bisa dilihat , ketika si ibu menanyakan, “ Dino
pemakan semua? “ si anak menjawab “Papasaurus,” seolah-olah orang tua sengaja
menanamkan nilai moral yang tidak seharusnya pada anak. Meski kesannya
hanya bercanda, tapi tetap saja mempengaruhi pola pikir anak-anak lain yang
menyaksikan.

Anak yang terlalu sering menonton televisi dan menyaksikan iklan yang tidak
mendidik lebih beresiko mengalami gangguan perilaku, tidak mampu berkonsentrasi
dengan baik dan sulit menyelesaikan tugas. Gangguan perilaku ini bukan cuma
berdampak di usia kanak-kanak, tapi juga bisa terbawa hingga dewasa.


Perilaku meniru adalah reaksi lumrah yang terjadi pada anak, bukan tidak mungkin
dialog seperti iklan di atas juga di praktekkan anak di lingkungan nyatanya.
Hal ini karena pengetahuan anak yang serba terbatas, anak memandang sesuatu
seperti apa adanya tanpa bisa mencerna apa yang sebenarnya di sampaikan.

Televisi diminta bijak dalam menyajikan setiap tayangan iklan, kalangan anak
merupakan penonton terbesar di dunia pertelevisian kita. Peranan orang tua
sangatlah penting dalam mendampingi si anak dalam menyaksikan tayangan
televisi, termasuk iklan sekali pun.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar