TERIMA KASIH KARENA ANDA TELAH MEMBUKA BLOG INI

Tulisan di BLOG ini pernah terbit di : Harian Singgalang, Haluan, Padang Ekspres, Harian Kabar Indonesia Online,www.sumbarONLINE.com, Inioke.com, Majalah Gema Lentera dan Korandigital.com. Thank's To All......( I'm just a beginner writer who still continue to learn and keep learning )

Selasa, 21 September 2010

Mangkal di Harian Singgalang, inioke.com dan Harian Kabar Indonesia Online

Ill Capitano

Nama - nama pemain yang akan memperkuat tim sekolah pada final turnamen Ki Hajar Dewantara Cup pekan depan sudah dikantongi pelatih. Kabar dukanya, nama besar Reza Heranata dikabarkan tidak masuk dalam daftar skuad yang dipanggil pelatih. Hal itu merupakan pukulan berat, karena selama ini, Reza dikenal sebagai Ill Capitano SMA Merah Putih dan jarang absen dalam setiap turnamen.

Entah apa alasan pelatih mengganti posisinya dengan Ben, yang jelas-jelas kemampuannya belum teruji. Bila dilakukan survei terhadap seluruh siswa tentang siapa yang pantas memperkuat tim sekolah, bisa dipastikan nama cowok pemilik tinggi 170 senti meter itu berada pada urutan pertama. Bukan karena kolusi, nepotisme apalagi koncoisme, namun karena prestasi, Reza memang pantas mejadi pilar utama tim. Tapi bagaimanapun juga, semua keputusan ada di tangan pelatih. Keputusan sudah bulat, dan Reza-pun harus rela duduk di bangku penonton menyaksikan rekan-rekannya berjuang di lapangan hijau.

"Sebenarnya gue belum pantas masuk dalam skuad sekolah," ujar Ben di saat latihan selesai.
" Siapa bilang?, lu ada kemauan, punya semangat dan itu dibutuhkan tim sekarang ."
"Lu salah, kemauan dan semangat saja belum cukup kalau tidak dibarengi skill dan teknik yang memadai. Gue belum pantas, lu jauh lebih dibutuhkan," aku Ben yang sebenarnya tidak yakin juga dengan pilihan pelatih.
"Sepak bola bukan permainan individu, tapi kerja sama tim," tutur Reza berusaha diplomatis dengan jawabannya.

Menurut prediksi anak-anak, materi pemain yang ada sekarang tidak lebih baik dari tahun kemarin. Reza tampil sebagai top skor, pemain terbaik sekaligus berhasil menggondol gelar juara. Karena alasan itu, banyak yang pesimis bila gelar juara bertahan bisa dipertahankan untuk tahun ini.
***
Terjawab sudah keraguan anak-anak tempo hari. Kekalahan tipis 1- 0 dari SMA Erlangga pada leg pertama membuat peluang mempertahankan gelar juara terasa sedikit berat. Belum lagi ditambah dengan cideranya Rio, kiper utama pada pertandingan kemarin. Hal ini semakin membuat peluang juara tertutup.

Untunglah, pelatih segera mengevaluasi tim dan mencoret beberapa nama yang tidak memberikan kontribusi yang berarti. Hanya 60 persen wajah lama yang bertahan, sisanya pemain baru sebagai pengganti pemain yang tereliminasi.

Sore nanti, tujuh orang pemain baru bakal diseleksi lagi, melengkapi quota jumlah pemain yang ditetapkan. Namun sayang, di sana tidak tercantum nama Reza seperti yang direkomendasikan seluruh siswa. Entah karena alasan apa pelatih lebih memilih pemain baru yang masih tingkat satu dibanding anak-anak tingkat tiga yang pernah memperkuat tim pada tahun-tahun sebelumnya.

Belakangan, tersiar kabar yang begitu mengejutkan, Jeri yang notabenenya anak ketua yayasan yang menyarankan kepada pelatih agar tidak memakai jasa Reza, teman satu kelasnya itu. Mungkin karena takut bersaing menjadi top skor atau enggan memberikan ban Kapten yang selama ini sulit ia dapatkan. Maklum, selama ini Reza selalu dipercaya sebagai Jenderal lapangan yang kerap kali menciptakan gol pada setiap pertandingan.

Wajar kiranya, selain licin di areal finalti lawan, Reza juga bisa beroperasi di setiap posisi dan bagus dalam bola - bola atas. Dan inilah yang ditakutkan Jeri.
***

Sungguh di luar dugaan. Satu hari menjelang leg kedua dimulai, bang Rendi sebagai pelatih meminta kesediaannya untuk memperkuat tim besok sore. Reza yang memang ingin sekali tampil membela tim sekolah menyambut baik tawaran itu. Alhasil, ia pun memperoleh kesempatan sebagai starter sekaligus kapten menggantikan Jeri yang cidera di saat latihan.

Tepat pukul 4 perhelatan final pun dimulai. Strategi yang diterapkan pelatih berjalan mulus selama lima belas menit pertama. Reza sebagai striker bahu membahu dengan pemain tengah dalam menggedor daerah pertahanan lawan. Bagian belakang pun terlihat solid menjaga daerahnya. Permainan bola bola pendek disertai counter attac diterapkan dengan baik tanpa kesalahan, tapi sayang gol yang ditunggu-tunggu belum tercipta, dan malah melalui serangan balik yang tiba-tiba, anak-anak Erlangga berhasil menusuk daerah pertahanan Merah Putih.

1 - 0 untuk lawan.

Tersentak dengan gol yang lahir secara tiba-tiba, anak-anak Merah Putih pun sedikit down dalam irama permainan. Hal itu terbukti dengan tumpulnyanya serangan demi serangan. Penguasaan bola pun sering putus di lini tengah. Mendapati kelemahan itu, kubu lawan semakain antusias menekan. Hampir seluruh pemain tengah dan striker lawan berada di jantung pertahanan Merah Putih. Namun, siapa sangka dari situlah lahir sebuah gol balasan, bola buangan dari pemain belakang dikirim ke depan yang telah ditunggu Reza di lapangan tengah. Ia lantas mengecoh tiga pemain belakang dan menceploskan gol cantik ke gawang lawan. Skor imbang menjadi 1 - 1.

Setelah eksekusi gol pertama, mental anak-anak Merah Putih kembali bangkit. Buktinya, gol kedua pun lahir nyaris sama seperti gol yang pertama. Berawal dari skirimis di daerah sendiri dan disambut operan bola ke depan. Aktornya masih Reza, yang sore itu bertindak sebagai single striker.

Setelah gol ketiga terjadi, serangan pun silih berganti lahir dari kedua tim, namun sampai akhir babak pertama usai skorpun tidak berubah, 3 - 1 untuk SMA Merah Putih.

Lima menit babak pertama berjalan, Reza yang lepas dari jebakan offset berhasil menjauhkan jarak dengan gol indah dari kaki kirinya. Praktis setelah gol ketiga terjadi, kualitas permainan pun sedikit menurun dan bahkan menjenuhkan. Pelanggaran-pelanggaran yang tidak penting sering terjadi, serangan kedua tim sering putus di lapangan tengah.

Dan waktu 2 x 45 menitpun berakhir. Sang pengadil menutup permainan dengan kemenangan SMA Merah Putih dengan agregat skor 3 - 2.
***

Baru saja keluar dari lapangan, seluruh pemain dan penonton mengejar sang pencetak hatrik dan lantas mengangkat tubuhnya. Bagi mereka, Reza datang sebagai dewa penyelamat sekaligus pahlawan dengan tiga gol di lapangan.

Hari yang begitu berat berjalan mulus. Sang ill capitano pun tersenyum atas kemenangan timnya. Ini ajang pembuktian diri bahwa ia mampu menghadirkan kemenangan untuk SMA Merah Putih. (*)

Arief Kamil, pembaca inioke yang mengirimkan karyanya ke redaksi.
Translate

Tidak ada komentar:

Posting Komentar