TERIMA KASIH KARENA ANDA TELAH MEMBUKA BLOG INI

Tulisan di BLOG ini pernah terbit di : Harian Singgalang, Haluan, Padang Ekspres, Harian Kabar Indonesia Online,www.sumbarONLINE.com, Inioke.com, Majalah Gema Lentera dan Korandigital.com. Thank's To All......( I'm just a beginner writer who still continue to learn and keep learning )

Kamis, 23 September 2010

Cerita Fantasi (Harian Haluan Minggu)

Iron killer

Oleh Arief Kamil

Tubuhku terasa sangat kaku, tangan dan kaki berat sekali untuk diangkat, kelopak mata begitu sulit untuk dibuka, seperti terkunci dan terhimpit berton-ton besi baja.
Dimana aku sekarang ? situasinya begitu asing. Apa ini yang disebut surga atau malah sebatas khayalanku saja?.

Ruangan tempat tubuhku berbaring di penuhi bangkai-bangkai robot berbagai ukuran. Di sisi dinding terlihat potongan kaki dan tangan yang terbuat dari baja. Aku semakin bingung menyaksikan keadaan aneh yang yang tak pernah sekali pun terbayang di memori otak ku. Belum sempat tanda tanya itu ter jawab, tiba-tiba terdengar suara pintu yang dibuka oleh seseorang. Mataku berusaha mencari tahu sosok apa yang akan mendekati ku.



“Rio, sudah siuman ?“ ujar laki-laki yang tak pernah ku kenal sebelumnya.

“Kamu siapa ? “

“Kamu tidak ingat aku lagi ?“ jawabnya yang kian membuat ku bingung.

“Tidak.“

“ Aku Deri.“

“Deri ?“ berlahan aku mencoba mengingat sosok tegap yang berdiri tepat di hadapanku. Otak ku benar-benar terforsir dalam mengali memori yang selama ini membeku. Laki-laki itu sepertinya tidak pernah ku kenal.

“Saya tak mengenalmu,“ jawabku setelah bosan dengan sederet keanehan yang terjadi.”

“Saya kira wajar tidak ingat saya lagi, hampir duapuluh tahun kamu koma dan akhirnya di asingkan di tempat khusus seperti ini.“

“Apa..?“

“Ya, dulu kita satu kesatuan di Infanteri. Senjata kimia telah merusak organ tubuh dan sel-sel inti di dalam tubuhmu. Awalnya tenaga medis memfonis mu telah tewas, namun tiba-tiba keanehan terjadi,“u jar laki-laki itu menggantung ucapannya.

“Keanehan, apa?”

“Hasil penelitian menyimpulkan kamu masih hidup. Sel-sel otak dan jantung ternyata masih berfungsi meski tidak stabil, Dokter Cevin memutuskan mengkarantinamu di sini “

“sekarang aku ada di mana?“

“New City.“

“New City? apa lagi itu?“

“Tempat dimana awal dari kehidupan baru. Kota yang dulu kamu kenal damai, dihuni orang-orang baik dan bersahabat satu dengan yang lainnya sekarang telah berubah. Manusia bukan lagi satu-satunya makhluk berfikir, cerdas dan penguasa dunia. Seperti yang ada di ruangan ini, dunia sekarang juga tempat tinggal bagi robot-robot pembunuh.”

Aku benar-benar tidak habis pikir dengan penjelasan yang dikemukakan Deri. Semua sudah seperti mimpi, kenyataan yang kudapati benar-benar di luar nalar dan tak pernah sekali pun kuharapkan bakal terjadi.

“Jakarta kini telah berubah, di nominasi robot-robot raksasa yang menjadi musuh manusia. Kita bersyukur masih bisa selamat dari keganasan mesin pembunuh itu,“ lanjut Deri.

“Aku benar-benar tidak mengerti dengan situasi yang tengah terjadi, mengapa komunitas robot itu bisa menguasai bumi?“

“Mimpi buruk itu terjadi sepuluh tahun yang lalu. Seorang Profesor berhasil menemukan formula untuk menciptakan makhluk setengah robot. Awalnya penemuan itu digunakan sebagai senjata jitu yang diperuntukkan untuk kalangan militer. Namun ternyata penemuan itu berakibat fatal. Robot-robot yang dirancang sedemikian rupa ternyata mampu berkembang biak seperti halnya manusia. Pola pikirnya pun juga menyerupai manusia, bisa ditebak setelah proyek itu berhasil, robot-robot itu malah membelot dan bahkan menyerang manusia. Sebaiknya kita keluar, kamu bisa lihat perubahan yang terjadi ulah penguasa baru, robot pembunuh,“ tawar Deri sambil mendorong tempat tidur ku keluar ruangan.

Aku benar-benar tersentak melihat perubahan dahsyat yang terjadi. Setiap sudut berdiri bangunan raksasa pencakar langit yang terbuat dari baja. Pesawat-pesawat berukuran besar leluasa terbang dilangit lepas. Dibagian lain manusia besi menjadi pemandangan aneh yang memenuhi jalanan, mereka beraktifitas seperti halnya manusia sebelum nyaris punah.

“Robot-robot itu berkembang biak seperti manusia. Lihat di sana,“ tunjuk Deri sambil mengarahkan pandanganku ke tempat yang tidak jauh dari posisi kami berada.

“Robot itu mungkin masih berusia satu tahun namun sudah menjadi pembunuh yang handal.“

Aku seperti sedang larut dalam dunia bawah sadar, tidak percaya dengan pemandangan asing yang sedang ku lihat. Aku dan Deri sudah seperti makhluk berbulu yang bersembunyi di balik selokan. Ukuran kami sangat kecil hingga luput dari pandangan makhluk raksasa itu.

“Dulu di sini adalah tempat pemerintahan negara. Jakarta nama yang fenomenal bagi jutaan manusia Indonesia. Tapi sayang semua hanya tinggal sejarah, semua sudah berakhir. Manusia sudah begitu langka dan sulit ditemukan. Mereka memilih bersembunyi di ruang bawah tanah. Tidak sedikit juga diantaranya mati sia-sia diburu atau malah sengaja dibunuh.“

“Jakarta ? sepertinya aku pernah dengar nama itu,“ gumam ku berusaha menggali kenangan yang pernah ku rangkai di sini.

Posisi manusia sama seperti hewan kecil yang begitu mudah kehilangan hidupnya. Manusia besi itu seperti monster raksasa yang begitu ditakuti. besi-besi bernyawa itu dengan mudah membantai ratusan manusia tanpa memerlukan waktu yang lama. dengan sekali injakan, puluhan orang akan menemukan ajalnya. Tidak ada perlawanan nyata yang diberikan manusia, tidak ada daya sedikit pun untuk membalas apalagi menjatuhkan lawan yang tak sebanding.

“Coba lihat ini,“ Deri memberikan sebuah album ke tanganku.

“Di mana ini?“

“Foto itu menggambarkan keadaan kota yang begitu damai jauh sebelum robot-robot itu menguasai bumi.“

“Ini Jakarta?“

“Iya, tapi sekarang kota ini sudah musnah. Sudahlah, sepertinya foto ini sudah tidak ada gunanya lagi,“ ujarnya sambil merobek beberapa foto yang ada di tangannya.

Deri terlihat sangat terpukul seperti hal nya aku yang masih saja tidak percaya dengan kenyataan pahit yang jelas-jelas terpampang di depan mataku. Harga manusia sudah tidak ada lagi, seperti semut yang begitu mudah mati terbunuh, walau tidak disengaja sekali pun. Etape kihidupn manusia benar-benar akan mencapai akhirnya.

“Apa tidak ada cara lain agar bisa mengembalikan bumi seperti semula?“

Deri tersenyum sinis, “ Dengan cara apa? mengangkat senjata dan melawan makhluk ganas itu secara terbuka? tidak ada cara yang bisa menghentikan dominasi nya. Tapi bagaimana pun aku masih sedikit yakin harapan itu tetap ada walau sangat kecil sekali.“

“Aku yakin pasti ada jalan lain,“ ujar ku memberi semangat laki-laki di hadapanku.

“Awas,“ tiba-tiba tempat tidur ku didorong ke dalam. Deri begitu sigap bertindak sehingga serangan mirip laser yang dilancarkan oleh sebuah robot tidak mengenai tubuhku.

“Kita beruntung, andai saja serangan itu tepat mengenai salah satu anggota tubuhmu, maka kematian adalah jalan satu-satunya.”

“Apa begitu parahnya?“

“Senjata itu sangat mematikan, tubuh manusia akan remuk dan berlahan membusuk. Ujung-ujungnya kematian tidak bisa terelakkan lagi.

***



Tidak jauh dari tempat kami bersembunyi terdapat sebuah ruangan bawah tanah yang dihuni oleh ratusan manusia. Keadaan mereka sangat memprihatinkan, mengiris hati. Zaman pra sejarah seperti menguasai kehidupan manusia kembali. Kondisi mereka benar-benar seperti tikus yang secara sembunyi-sembunyi keluar dari tanah untuk mencari makanan yang kian hari persendiannya semakin menipis.

“Kenal kan, ini Profesor Bernad.“

Aku menyambut uluran tangan laki-laki tua itu.

“Kami sedang membuat formula yang nantinya digunakan untuk mencuci otak para robot pembunuh itu,” terang Deri sambil mengajak ku ke sebuah ruangan yang mirip laboratorium.

“Kebetulan kami masih menyimpan sisa-sisa kejayaan manusia, dari sinilah kita memulai kembali keberadaan umat manusia yang hampir punah,“beber Profesor Bernad.

Ada secercah harapan yang tersemat dari ucapan laki-laki itu.Walaupun aku sendiri tidak tahu pasti dengan rencana yang ia maksud.

“Zat ini dinamakan foliofonol, dengan melalui proses yang sedikit rumit dengan mencampurkan beberapa bahan kimia lain saya harap bisa bekerja seperti yang kita harapkan.”

“Bagaimana cara kerjanya?“ ujarku berusaha menuntaskan tanda tanya.

“Zat yang dihasilkan nanti tidak berdampak langsung pada sistem kerja otak manusia. Kita akan melakukan penyerangan melalui udara, foliofenol akan mempengaruhi sistem kerja mesin dan mampu mencuci otak para robot pembunuh. Jika hasil formula ini maksimal, dua hari lagi kita akan bergerak melakukan penyerangan. Semoga misi ini berhasil ,” terang Profesor yang membuat-ku begitu takjub.

“Satu hal lagi Prop, setelah otak robot itu di cuci lantas apa yang akan terjadi?“

“Otak dan cara berfikir makhluk baja itu akan beroperasi layaknya manusia biasa. Punya memori perasaan, kasih sayang dan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Mereka juga bisa marah, bersedih dan menangis.“

Ternyata dugaan ku tepat, pasti ada cara lain mengembalikan kedamaian bumi meski pun dikuasai oleh para robot, namun setidaknya mereka tidak memusuhi manusia lagi. Aku sungguh berharap rencana itu berhasil yang nantinya pertikaian manusia dengan monster baja itu bisa teratasi dan bias hidup secara berdampingan.

“Suara apa itu?“ tiba-tiba terdengar sebuah suara yang menggelegar yang bersumber dari luar goa. Bunyi itu seperti berondongan senjata yang mampu menggoyangkan seluruh bagian lorong.

“Sial, mereka menyerang kita,“ ujar Profesor Bernad sambil bergegas menyelamatkan formula yang masih terlalu dini untuk digunakan.

Intensitas serangan semakin besar saja. Pintu lorong berlahan tertutup oleh reruntuhan tanah. Situasi panik terjadi dari dalam goa yang berlahan mulai runtuh.

“Kita harus selamatkan formula itu Prop,“ ujar Deri sambil mengemasi barang-barang yang dianggap penting. Namun baru beberapa langkah keluar dari ruangan lab, sebuah ledakan tepat mengenai tubuh laki-laki itu. Formula yang menjadi senjata penting yang harus diselamatkan juga hancur seiring tubuhnya yang hancur berkeping-keping.

Cairan Formula yang dibawa angin ternyata tidak berdampak apa-apa karena memang harus membutuhkan beberapa proses penting lagi sebelum senjata itu di pergunakan. keadaan buruk yang tak pernah diharapkan itu akhirnya datang. Misi itu telah gagal. Tidak ada lagi harapan, semua sirna seiring serangan mendadak yang dilancarkan para robot pembunuh.

Berlahan liang tempat persembunyian itu runtuh dan menimpa ratusan orang yang ada di dalamnya. Tak satu pun yang selamat, semua mati tertimbun bongkahan tanah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar