TERIMA KASIH KARENA ANDA TELAH MEMBUKA BLOG INI

Tulisan di BLOG ini pernah terbit di : Harian Singgalang, Haluan, Padang Ekspres, Harian Kabar Indonesia Online,www.sumbarONLINE.com, Inioke.com, Majalah Gema Lentera dan Korandigital.com. Thank's To All......( I'm just a beginner writer who still continue to learn and keep learning )

Jumat, 20 Agustus 2010

Kekerasan di Televisi

Waspada Praktek Kekerasan di Televisi
Oleh Arief Kamil

Akhir-akhir ini banyak sekali sajian kreatif yang ditayangkan televisi swasta
nasional kita. Setiap stasiun TV seperti berlomba menjadi transater hiburan
yang pada akhirnya ditiru oleh stasiun televisi lain. Persaingan merebut hati
pemirsa serta berpacu meraih rating tertinggi merupakan misi tersendiri ditengah
persaingan dunia layar kaca yang begitu ketat.

Sayangnya perlombaan merebut hati pemirsa tidak dibarengi dengan sajian yang
bermanfaat seperti penerapan nilai-nilai agama, pendidikan dan budaya. Sebagian
televisi bahkan menyiarkan acara yang memuat adegan kekerasan yang dibungkus
dalam program acara yang bertajuk komedi, reality show dan bahkan sinetron.

Sebagai contoh bisa dilihat dari beberapa acara komedi seperti OVJ ( Opera Van
Java ) yang setiap penayangannya dibumbui adegan kekerasan seperti pelemparan
benda yang membentur fisik pemain lain, meski propertinya terbuat dari kardus
atau benda yang tidak mencederai namun tetap saja gaya lawakan seperti itu sudah
memperaktekkan cara-cara kekerasan. Prilaku seperti ini secara tidak langsung
bakal berimbas terhadap mental anak-anak yang menyaksikan program tersebut.

Selain acara komedi, adalagi program reality show yang menyelipkan nilai-nilai
kekerasan dalam setiap penayangannya. Penghuni terakhir sebagai salah satu
contohnya, dalam program yang seluruh peserta dikumpulkan dalam sebuah rumah
untuk berkompetisis mendapatkan hunian seharga satu miliar rupiah ini begitu
jelas dipertontonkan bentuk - bentuk kekerasan yang terjadi anatar sesama
penghuni. Kontak fisik sesama pemain merupakan bagian yang tidak terpisahkan.
Selain itu jambak-jambakkan, saling tendang dan memukul rekan sendiri menjadi
atraksi yang kerap disajikan.

Selain praktek-praktek kekerasan, ungkapan kata-kata kasar yang tidak senonoh
juga sering didapati pada acara yang bertajuk komedi atau reality show. Saling
menghina dan merendahkan harga diri pemain atau peserta lain seperti menjadi
daya tarik dalam memancing reaksi penonton.

Televisi sebagai media yang paling banyak dikonsumsi publik sebenarnya memiliki
tanggung jawab besar dalam memberikan informasi dan hiburan untuk pemirsanya.
Tontonan yang atraktif dan bermanfaat adalah hak pemirsa yang seharusnya
terpenuhi.

KPI ( Komisi Penyiaran Indonesia ) sebagai lembaga pengawas penyiaran diharapkan
segera mengambil sikap agar penikmat televisi tidak merasa dirugikan atas
siaran-siaran yang tidak mendidik. Peran KPI tentu tidak akan berjalan maksimal
tanpa adanya dukungan dari stasiun televisi itu sendiri. Kerja sama yang baik
anatara kedua lembaga diharapkan mampu memenuhi hak dan kebutuhan penonton yang
haus akan informasi dan hiburan ynag bermanfaat.

Kita tentu tidak mengunginkan generasi muda Indonesia larut dan terkesima dengan
acara-acara yang mengarah kepada kekerasan yang akhirnya mempengaruhi factor
psikologis mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar