Mudik, Tradisi unik ala Indonesia
Oleh Arief Kamil
Mudik berasal dari kata “ udik “ yang artinya desa. Bila diartikan secara sempit mudik berarti menuju desa atau pulang ke kampung halaman. Mudik sendiri merupakan tradisi tahunan yang dilakukan setelah pelaksanakan puasa Ramadhan. Kegiatan ini sebagai wujud dalam menyambut datangnya lebaran setelah satu bulan berpuasa.
Tradisi mudik tidak hanya dilakukan oleh orang-orang pinggiran, namun juga bagi semua lapisan masyarakat, tidak peduli kaya, miskin, pejabat berpangkat atau bahkan rakyat jelata sekalipun. Prosesi mudik tidak hanya sekadar melakoni silaturahmi, saling melepas rindu atau malah membagi-bagikan rejeki berupa uang hasil jerih payah selama bekerja di kota. Mudik mengandung bearagam makna diantaranya sebagai perwujutan rasa cinta akan keluarga, tanah kelahiran dan budaya daerah.
Bagi sebagian orang pulang ke kampung halaman menjelang Idul Fitri merupakan suatu keharusan. Walaupun ekonomi sedang pas-pasan, pulang kampung tetap menjadi prioritas utama. Hal ini bisa dikatakan sebuah fenomena, ritual tahunan ini sudah mengakar hingga berujung menjadi budaya baru di dalam masyarakat kita. Adanya keinginan berkumpul bersama keluarga dan sanak saudara adalah pemicu utamanya. Berdasarkan data, jumlah pemudik setiap tahunnya selalu bertambah. Ongkos transportasi yang semakin murah dan sedang bomingnya mudik menggunakan sepeda motor semakin menambah euforia mudik di saat menjelang hari raya Idul Fitri.
Disisi lain mudik pada saat lebaran tidak lagi semata mengunjungi sanak saudara dikampung halaman, momen ini juga sering dimanfaatkan sebagai media ‘unjuk keberhasilan’ selama merantau ke kota. Tak ayal berbagai macam barang terkadang mereka bawa pulang ke kampung halaman. Mulai dalam bentuk perhiasan, pakaian, peralataan elektronik seperti laptop atau sejenisnya. Malah sebagian warga bahkan sudah mengirimkan sepeda motor lewat perusahaan ekspedisi untuk digunakan di kampung halaman. Selain bisa lebih praktis, kendaraan ini juga sebagai bentuk dari keberhasilan selama mereka merantau. Disadari atau tidak momen mudik paska Ramadhan juga bisa menjadi barometer dalam mengukur kekayaan seseorang yang pada akhirnya melahirkan kecemburuan sosial ditengah-tengah masyarakat.
Mudik adalah tradisi unik yang di klaim hanya ada di Indonesia. Sebenarnya kita pantas bangga karena dinegara-lain tradisi seperti ini bisa dibilang jarang dan bahkan sebagian kecil saja yang melakukannya. Di minang tradisi pulang kampung bareng ( Pulang Basamo ) adalah cita rasa baru dalam mengunjungi kampung halaman. Kegiatan ini setiap tahunnya selalu dilakukan. Sebagian dari perantau yang sukses tidak segan-segan memberangkatkan saudara sekampung yang kurang beruntung agar mereka juga bisa menjambangi sanak keluarga di kampung.
Mudik juga sebagai cara dalam melupakan rutinitas harian yang biasa dikerjakan selama berdomili di kota, cara ini juga dipakai dalam upaya menyegarkan fikiran. Makanya tidaklah heran jika pemudik rela menempuh perjalanan panjang meskipun berjarak ratusan kilometer. Belum lagi untuk bisa menyambangi tanah kelahiran sebagian pemudik rela antre berjam-jam di loket bus, stasiun kereta api, bahkan ada yang berani menyewa taksi segala. Pengorbanan tersebut adalah salah satu pertanda bahwa mudik sangatlah penting dalam denyut nadi kita, rakyat Indonesia.
So, selamat bermudik ria, semoga selamat sampai ketujuan dan bisa berkumpul bersama sanak keluarga. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar